TentangKemerdekaan Kemerdekaan ialah tanah air dan laut semua suara Janganlah takut kepadanya Kemerdekaan ialah tanah air penyair dan pengembara Janganlah takut kepadanya Kemerdekaan ialah cinta salih yang mesra Bawalah daku kepadanya. 1953. Puisi: Kirim Cerpen; Kirim Esai; Puisi 1 Bait 4 Baris; Puisi 2 Bait 8 Baris; Puisi 3 Bait 12 Baris; ContohProposal Kegiatan 17 Agustus (Kedua) 1. PENDAHULUAN. Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada tahun 2018 ini merupakan hari lahir negara Republik Indonesia yang ke-73 sejak merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Hari kemerdekaan merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa yang harus kita pertahankan. Akuberdiri menatap langit bangsakubiru, abu-abulalu menghitam. Lukisan indah alam negeri berubah menjadi pemandangan penuh haru. Di setiap sudut bumi pertiwi menangissedu sedan.. Perut membuncit, raga hanya belulang yang sesaat lagi akan patah. Ibu pertiwiaku tak pernah lagi melihat senyummu. Cerpen] Aku dan Bendera Merah Putih Itu Bendera Merah Putih yang selalu dikibarkan setiap HUT Kemerdekaan membuatku semakin semangat untuk mengibarkannya. Karena pada tanggal 17 Agustus, aku akan tampil sebagai pengibar bendera Merah Putih di sekolahku. "Karena, aku sudah tergolong sebagai cinta tanah air. Jadi aku harus cintai dan hargai SUMBANGAN: Ishak Haji Muhammad (14 November 1909 - 7 November 1991) atau lebih dikenali sebagai Pak Sako merupakan seorang penulis yang giat menulis sekitar tahun 1930-an sehingga 1950-an. Ishak Haji Muhammad adalah seorang nasionalis negara. Kelibatnya bermula pada era sebelum kemerdekaan dan pasca merdeka. Upacarapenurunan bendera memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan RI yang diadakan di atas laut di Desa Kojadoi, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (17/8/2021). Foto : Ebed de Rosary MAUMERE — Pangakalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggalakkan rasa cinta Tanah Air melalui maritim, termasuk mengadakan apel 1Kita mestilah mempunyai tanggungjawab terhadap tanah air,terutamanya untuk mengekalkan kemerdekaan yang telah dimiliki. 2.Kita mestilah mempunyai perasaan cinta akan tanah air.Generasi lama mempunyai perasaan cinta akan tanah air yang sangat tinggi sehingga mereka sanggup berjuang demi membebaskan negara daripada musuh. TemaCerpen "Cinta Ahmad Mutawakkil" bertemakan kegigihan dan keberanian seorang pemuda yang sanggup berkorban nyawa demi perjuangannya untuk menuntut kemerdekaan tanah air. Ahmad Mutawakkil merupakan seorang nasionalis melayu paling mudah yang gigih dan berani menuntut kemerdekaan dariapada serangan pengganas komunis dan penjajah Inggeris yang 17agustus-an adalah Kemerdekaan telah menjadi pekerjaan yang selalu dimeriahkan oleh bangsa indonesia dalam menghargai dan perwujudan selaku kecintaan terhadap tanah air, yang bukan hanya dari para petinggi-petinggi bangsa ini yang memeriahkan kemerdekaan tapi juga dari golongan kelas yang paling miskin sekalipun tak luput dari pengaruh kemenangan ini. Setelahitu habislah seluruh kalian, tak bersisa. Juga cinta kalian pada tanah dan air kelahiran ini. “Bukankah hidup hanya menunda kematian1? Lebih tak berharga jika menyelesaikan hidup ini dengan sia-sia, tiada berharga. Maka itu, kami mesti berjuang untuk mempertahankan tanah kelahiran ini. Betapa pun kami mesti berkalang tanah. E3V4. Jakarta, NU Online Penyair asal Sumenep, KH D Zawawi Imron menyebut bahwa kemerdekaan merupakan kehormatan bangsa Indonesia. Menurutnya ada beberapa alasan untuk mencintai tanah air. Di antaranya karena setiap hari meminum air dari tanah Indonesia dan kemudian menjadi darah yang mengalir di tubuh. "Kita makan beras, buah-buahan, dan ikan Indonesia lalu menjadi daging. Kita menghirup udara Indonesia yang menjadi nafas kita. Kita semua bersujud di atas bumi Indonesia yang berarti Indonesia adalah sajadah tempat kita bersujud kepada Allah," terang Kiai Zawawi dalam Istighotsah dan Doa Bersama yang digelar PT Telkomsel dan Majelis Telkomsel Taqwa MTT, pada 20 Agustus 2021 lalu. Selain itu, alasan lain yang menjadi alasan untuk mencintai tanah air Indonesia adalah karena ketika mati akan tidur dalam pelukan bumi Indonesia. Daging yang kelak membusuk itu akan kembali bersatu dengan tanah Indonesia. "Maka tidak ada alasan untuk tidak cinta kepada tanah air dan bangsa Indonesia," tegas kiai berjuluk 'Penyair Celurit Emas' kelahiran 1 Januari 1945 itu. Ia juga menyebut bahwa tanah air Indonesia merupakan ibu, sehingga siapa pun yang cinta kepada sang ibu agar tidak mengisinya dengan dosa, maksiat, permusuhan, kebencian, dan adu domba. "Tanah air Indonesia juga adalah sajadah kita. Siapa mencintainya harus menanaminya dengan benih-benih keimanan, ketakwaan, kemakmuran, kesuburan, dan kreativitas. Tanah air Indonesia adalah sajadah kita, tempat kita bersujud kepada Allah. Inilah tanah air milik kita yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945," tegas Kiai Zawawi. Lebih lanjut, dikatakan bahwa para pejuang kemerdekaan banyak yang gugur di medan perang. Kiai Zawawi menyebutnya sebagai syuhada. Merekalah pahlawan yang menginginkan bangsa Indonesia hidup sekalipun harus mati dan tidak sempat menikmati kemerdekaan. "Jenderal Sudirman, tidak sempat menikmati kemerdekaan. KH Hasyim Asy’ari yang memperjuangkan resolusi jihad tidak sempat menikmati kemerdekaan. Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, dan Teuku Umar, tidak sempat menikmati kemerdekaan," terangnya. Karena itu, Kiai Zawawi mengajak masyarakat Indonesia untuk sama-sama mendoakan para pahlawan yang telah gugur terlebih dulu dan tidak sempat merasakan kenikmatan kemerdekaan. Namun, mereka meninggalkan warisan berupa NKRI dan bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia saat ini. "Kita punya tugas mensyukuri kemerdekaan, mengakui jasa para pahlawan, sekaligus mendoakan para pahlawan. Semoga para pahlawan itu diberi tempat yang damai di alam barzakh, di alam kuburnya," tutur Kiai Zawawi. Indonesia, negeri potongan surga Kiai Zawawi Imron juga mengatakan Konferensi Islam Asia-Afrika di Bandung, pada 1964, dihadiri oleh utusan dari Mesir yakni Syekh Mahmoud Syaltout. Pada kesempatan itu, Mahmoud mengatakan bahwa negeri Indonesia merupakan kepingan surga. "Kita tahu Mesir itu terdiri dari padang sahara yang luas. Kesuburan hanya terdapat di tepian sungai Nil. Syekh Mahmoud Syaltout, Rektor Al-Azhar, utusan Mesir itu yang negerinya terdiri dari padang sahara tandus, begitu sampai di Indonesia beliau terpesona, kagum terhadap alam Indonesia," kata Kiai Zawawi. Dengan kalimat-kalimat sastra, ia menyebut bahwa Syekh Mahmoud ketika itu menyaksikan alam Indonesia berupa gunung biru berselendang awan, hamparan padi menguning yang di atasnya burung-burung kecil menyanyikan keagungan Tuhan. Kemudian di tepi-tepi laut ada pemandangan buih-buih putih sedang berkejaran untuk menciumi bibir pantai. Sementara di beberapa pantai lain, ada daun nyiur melambai yang mengucapkan d selamat datang kepada para pahlawan, yakni para nelayan yang membawa ikan dari laut. "Syekh Mahmoud Syaltout kagum dan terpesona terhadap keindahan alam Indonesia sehingga beliau berucap kepada Presiden Soekarno, Indonesia adalah potongan surga yang diturunkan Allah ke bumi. Subhanallah, orang lain mengakui keindahan negeri kita," terang Kiai Zawawi. Menurutnya, kalau ingin alam Indonesia tetap subur, makmur, dan indah maka harus diurus oleh hati serta budi pekerti yang juga indah. Tugas bangsa Indonesia saat ini adalah merias tanah air Indonesia dengan amal shaleh dan ketakwaan kepada Allah. "Kalau Indonesia yang indah ini diurus oleh hati yang tidak indah, akhlak yang tidak indah, maka alam Indonesia akan rusak," pungkasnya. Pewarta Aru Lego Triono Editor Kendi Setiawan Contoh cerita pendek di bawah ini bertema tentang Cinta Tanah Air Indonesia. Silakan disimak. Ingin Menjadi Petugas Upacara Hari Senin telah tiba. Seperti biasa, murid-murid SD Negeri 4 Sukamaju wajib mengikuti Upacara Bendera. Akan tetapi, Bayu selalu merasa malas mengikuti kegiatan upacara bendera. Murid kelas lima tersebut menganggap upacara bendera itu hanya membuat capek dan lelah. Kemudian bel tanda upacara bendera pun berbunyi. Semua anak berjalan menuju ke lapangan sekolah. Bayu berjalan dengan sangat pelan. “Ah, upacara lagi, upacara lagi,” bisik Bayu sambil berjalan menuju lapangan. Semua murid berbaris rapi sesuai dengan kelasnya masing-masing. “Siaaapp Gerak!” teriak Rian, sang pemimpin upacara dengan lantang. Bayu mengikuti perintah sang pemimpin upacara dengan sangat malas. Selama upacara berlangsung, Bayu hampir selalu menggerutu dalam hati. Baginya, upacara terasa sangat lama. Setelah menahan lelah, akhirnya upacarapun selesai, Bayu segera berlari menuju kelas dengan gembira. Sejenak ia duduk di kursi lalu meluruskan kakinya. Tak berapa lama, Ibu Guru kelas 5 masuk ke ruang kelas. Sesuai jadwal, pelajaran hari ini adalah IPS yang kebetulan membahas tema tentang perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut kemerdekaan. “Selamat pagi, anak-anak,” kata Ibu Guru memulai pelajaran. “Selamat Pagi, Ibu Guru,” Anak-anak menjawab serempak. “Anak-anak, pagi ini kita akan belajar tentang sejarah,”kata Ibu Guru. “Sejarah sangat penting untuk kita ketahui, agar kita memiliki rasa cinta tanah Air Indonesia,” Tambah Ibu Guru. Ibu Guru sangat pintar bercerita. Beliau bercerita tentang kisah perjuangan Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Beliau bercerita dengan penuh ekspresi sehingga murid-murid terdiam dan menyimak dengan seksama setiap ucapan Ibu Guru. Diceritakan oleh Ibu Guru, bahwa pada saat bangsa Indonesia belum merdeka, sangat susah untuk menunjukkan identitas sebagai bangsa Indonesia. Bahkan untuk mengibarkan bendera merah putih sangat dilarang oleh penjajah baik Belanda maupun Jepang. Bung Karno bersama dengan para pejuang lainnya akhirnya berhasil memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Bendera Merah putih dikibarkan saat itu sebagai simbol Indonesia memiliki kedaulatan sendiri tanpa campur tangan penjajah. “Anak-anak, bangsa Indonesia memprokamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, namun sebelum itu, pada saat Jepang berkuasa, rakyat Indonesia tidak diperbolehkan untuk mengibarkan bendera merah putih,” Kata Ibu Guru. “Bendera yang boleh dikibarkan adalah bendera Jepang,” Ibu Guru menambahkan. “Mengapa rakyat Indonesia tidak boleh mengibarkan bendera merah putih, Ibu Guru?” Zahra bertanya. “Karena, Jepang menganggap Indonesia merupakan bagian dari Jepang yang tidak boleh memiliki bendera sendiri,” Jawab Ibu Guru. “Siapa yang berani mengibarkan bendera merah putih akan ditembak oleh tentara Jepang,” Sambung Ibu Guru. “Kalau begitu, zaman dahulu tidak ada orang yang upacara bendera, bu?” Bayu bertanya. “Ada, namun bendera yang dihormati adalah bendera Jepang, Bayu,” Jawab ibu Guru. “Jadi anak-anak, alasan utama mengapa kalian tiap hari Senin mengikuti upacara bendera adalah agar kalian memiliki rasa cinta tanah air, memiliki disiplin dan juga untuk menghargai jasa para pahlawan,” Ibu Guru menambahkan. “Coba kalian bayangkan seandainya kalian hidup di zaman penjajahan Jepang, pasti sangat susah bukan?” Tanya Ibu Guru. “Iya bu”, Jawab anak-anak serempak. Untuk sejenak Bayu terdiam. Ia sangat menyesal telah bersikap malas-malasan saat mengikuti Upacara bendera. Ia bertekad dalam hati, pada hari Senin berikutnya akan mengikuti Upacara Bendera dengan disiplin dan tertib. Bayu ingin menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahkan Bayu ingin menjadi petugas Upacara seperti Rian yang berteriak lantang. “Siaaaappp Gerak!”